Welcome Myspace Comments

Jumat, 21 Oktober 2011

Virus Kpop

Tau gak, dua orang temen kelas gue, namanya Heksa dan Putri, suka banget namanya korea. Apalagi boyband yang namanya Super Junior. Tiap hari dikelas pasti mereka bawaannya ngomongin korea terus. Kayaknya gak ada hari tanpa korea bagi mereka. Gak cuma mereka, temen gue yang lain kelas, Ara sama Riris, mereka juga suka banget sama korea. Kalo lagi istirahat, pasti mereka rame banget tuh ngomongin Super Junior. Gue yang tadinya gak ngerti, tetapi  karena setiap hari denger mereka ngomong, gue jadi tau beberapa personil, dan lagunya Super Junior. Tidak hanya Super Junior, mereka kadang juga ngomongin boy/girlband yang lain, seperti CNBlue, SNSD, Wonder Girls, sama SHINee.

Trus kan gak sengaja gue denger Heksa itu nyanyi lagunya Wonder Girls yang Nobody, trus pas gue dengerin, ternyata lagunya enak juga. Ya udah, gue iseng tuh download lagunya di internet, dan pas gue dengerin lagunya enak banget, sampe2 blog ini gue pasangin itu lagu. Trus gue kan iseng lagi, download beberapa lagu lain, lagunya Wonder Girls sama SNSD. Alhasil, gue sekarang bisa dibilang rada2 Kpopers gitu. Heksa yang punya beberapa video korea aja sampe gue paksa2 buat ngirimin ke gue. Walaupun gue rada Kpopers, gue cuma suka Wonder Girls sama SNSD aja, dan gue tetep gak terlalu suka Super Junior sih. Paling gue cuma bilang kalo Kyuhyun (biasnya Putri sama Riris) kece, dan Ryeowook juga kece (Kalo yang terakhir itu karena disuruh Heksa. Gak deng canda). Oke, cukup segitu dulu aja ya.

Sekian.

Selasa, 18 Oktober 2011

Kenapa Kita Tak Bangga Dengan Bahasa Indonesia?


Kenapa Kita Tak Bangga dengan Bahasa Indonesia?
Bahasa menunjukkan bangsa. Setiap bangsa pasti memiliki bahasanya sendiri, dan merasa bangga dengan bahasa mereka. Bahkan mereka berusaha keras untuk memperkenalkan bahasa bangsanya ke forum-forum international. Meskipun mereka  tahu bahwa bahasa Inggris telah menjadi bahasa Internasional yang banyak dipakai oleh masyarakat dunia dalam berkomunikasi. Kebanggaan itu akan terlihat ketika mereka bernarsis diri dalam blog mereka seperti para peserta didik saya yang sangat bangga dengan sekolahnya. Lihatlah wajah-wajah mereka dalam foto di atas!

Saya tertegun sesaat, ketika salah satu sahabat saya bercerita tentang kunjungannya ke beberapa negara di Eropa. Orang Perancis sangat bangga dengan bahasa nasionalnya. Setiap turis asing yang melancong ke negerinya akan diarahkan untuk mengenal, dan mengerti bahasa Perancis. Begitupun dengan orang Jerman, dan Swiss. Berbeda sekali dengan negeri yang kita cintai ini. Kita justru lebih suka berbahasa Inggris daripada bahasa sendiri. Para turis asing yang berwisata ke negeri ini tidak kita arahkan untuk mengenal, dan mengerti bahasa Indonesia. Jarang sekali saya temui, ada turis asing dari manca negara yang langsung diajarkan bahasa Indonesia oleh guide atau pemandu wisata di negeri ini. Misalnya dengan kata-kata, “Hai apa kabar?” atau “Selamat datang di negeri impian dan negeri surgawi Indonesia”.

Hal yang lebih menyakitkan lagi, para guru  di sekolah RSBI diminta menyampaikan materi pelajarannya dalam dua bahasa (Bahasa Inggris, dan Bahasa Indonesia), dan kalau bisa bahasa Inggrisnya lebih ditonjolkan ketimbang bahasa Indonesia, karena sekolah sudah diharuskan untuk bertaraf internasional dengan menguasai bahasa Inggris. Padahal tidak seperti itu seharusnya penerapan bilingual dalam pembelajaran di sekolah.

Bahasa hanya sebagai sarana saja menyampaikan pesan. Jadi, bila seorang guru ingin pesannya sampai kepada para peserta didik, gunakanlah bahasa Indonesia dalam menyampaikan materinya, dan bukan memakai bahasa Inggris yang terlihat keren didengar, tetapi tidak dipahami pesannya oleh peserta didiknya. Oleh karenanya, penerapan dua bahasa (bilingual) di sekolah-sekolah kita, terutama sekolah RSBI/SBI harus dievaluasi segera agar supaya generasi penerus bangsa ini bangga dengan bahasa Indonesia.

Bahasa Indonesia harus terus dipakai dalam dunia pendidikan kita. Posisinya tak boleh tergantikan dengan bahasa internasional. Bahasa Indonesia harus terus berkembang, dan dikembangkan oleh para guru di sekolah agar kesusastraan terus bermetamorforsis mencapai keindahannya. Bahasa Indonesia harus menjadi bahasa resmi di negeri sendiri dalam hal berkomunikasi. Dia harus menjadi tuan rumah di negerinya sendiri.

Sebagai sarana komunikasi, bahasa juga mampu membangun keterampilan berkomunikasi, keterampilan menyampaikan pendapat, gagasan, dan pandangan dalam menyikapi suatu persoalan yang dihadapi dalam kehidupan pada era global ini. Keterampilan seperti itu tentu sangat dibutuhkan dalam menghadapi tantangan zaman.Tak Terkecuali, para blogger yang telah memiliki blog sendiri di internet, dan mengelolanya secara mandiri.

Kenapa kita tak bangga dengan bahasa Indonesia?

Dalam perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) saat ini, blog berhasil merebut perhatian masyarakat dan menjadi trend yang sangat digemari, terutama di kalangan pengguna internet. Atas dasar itu, banyak lembaga menyelenggarakan lomba blog dengan maksud untuk memberikan penghargaan kepada pembuat blog yang bernilai unggul, baik dari sisi artistik, informatika, maupun kemanfaatan isi yang termuat di dalam blog tersebut.

Lomba itu diadakan untuk membiasakan diri para blogger agar mampu menulis dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Dengan begitu seorang blogger akan memiliki peran tersendiri dalam mempublikasikan khasanah ilmu, dan kesusastraan Indonesia di ranah maya.

Para pengelola blog atau blogger seharusnya bangga dengan bahasa kita. Kebanggaannya itu harus dipublikasikannya dalam bentuk tulisan atau postingan di blog yang senantiasa mencerminkan kebanggaan dan kecintaan kepada bahasanya sendiri. Berusaha untuk menyuguhkan informasi yang dapat dipahami dan dimengerti dengan bahasa Indonesia yang mudah dicerna oleh siapa saja para pengguna inernet (netter) yang membaca blognya itu.

Kenapa kita tak bangga dengan bahasa Indonesia? Jawabnya, karena kita tidak membiasakan diri menulis dan membaca dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar. Oleh karena itu, peran guru TIK sangat penting agar mampu mengarahkan para peserta didiknya untuk mampu menulis dalam blog mereka dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Sebagai seorang pengajar mata pelajaran TIK di SMP, hal  di atas itulah yang saya lakukan. Saya pun mengumpulkan alamat link blog peserta didik dalam sebuah blog di http://materi-tik-smp.blogspot.com/. Dengan begitu, saya bisa memantau tulisan-tulisan mereka, dan mengambil tulisan terbaik untuk diterbitkan dalam majalah sekolah yang bernama GEMA SMP Labschool Jakarta. Mari bangga berbahasa Indonesia.

Artikel ini juga saya publikasikan di sini.

Salam Blogger Persahabatan

Hanum Salsabila

Jumat, 14 Oktober 2011

Vacation at Yogyakarta

Hari pertama liburan, kami sekeluarga mengunjungi kota Yogyakarta,  menggunakan pesawat terbang. Pukul 06.30, pesawat yang  kami tumpangi telah lepas landas meninggalkan bandara Soekarno Hatta, menuju bandara Adi Sucipto. Setelah berada di dalam pesawat sekitar satu jam, kami tiba di bandara Adi Sucipto. Setelah mendarat, kami dijemput oleh mobil, yang sebelumnya telah kami sewa. Setelah check in di Hotel Santika, kami menuju kampung ayahku  di Kebumen, Jawa Tengah, untuk berziarah ke makam kakek. Kami menempuh perjalanan sekitar dua jam. Setelah berziarah ke makam, kami mengunjungi sanak saudara ayahku, untuk melakukan silaturahmi. Setelah itu, kami kembali ke hotel. Sebelumnya, kami telah mampir di Mall Malioboro, untuk makan malam. Kami sampai di hotel, sekitar pukul 18.00.
      Keesokan harinya, kami mengunjungi Benteng Vredeburg, yang merupakan peninggalan Belanda.  Benteng ini dibangun oleh VOC pada tahun 1765, sebagai pusat pemerintahan dan pertahanan Gubernur Belanda. Kini benteng Vredeburg, menjadi museum. Di dalam benteng ini terdapat sejumlah bangunan diantaranya diorama tentang sejarah Indonesia. Setelah puas, berputar-putar di Benteng Vredeburg, kami mengunjungi Museum Kereta Kencana Keraton Yogyakarta. Di dalam Museum ini tersimpan 18 kereta kencana, yang memiliki fungsi dan kegunaan yang berbeda-beda. Kereta ini dianggap sebagai warisan Keraton dan setiap kereta memiliki nama masing-masing. Diantaranya Kereta Nyai Jimat, dan Kereta Jaladara dan lain-lain. Kereta tersebut sebagian besar dibeli pada masa pemerintahan Sultan Hamengkubuono ke VIII, yang dianggap sebagai Sultan yang sukses, karena pada zaman tersebut tidak banyak terjadi peperangan. Terdapat juga beberapa kereta keramat yang diberi pintu penyekat. Setelah puas berputar-putar melihat keindahan kereta kencana, kami memutuskan untuk makan siang di Mall Malioboro. Usai makan siang, kamipun menyempatkan berjalan-jalan di  Malioboro. Tak lupa kami mengunjungi Mirota, salah satu tempat penjualan batik.
      Hari  ketiga di Yogyakarta, kami pindah dari hotel Santika di Yogyakarta, dan memilih menginap di Grand Hyatt, karena ingin mencari suasan baru. Sayangnya kami datang terlalu cepat, padahal waktu check ini di hotel ini sekitar pukul 14:00, setelah menitipkan tas, kami pun memilih berjalan-jalan ke Ambarukmo Plaza. Setibanya di Ambarukmo Plaza, aku langsung menuju toko buku Gramedia, untuk membeli beberapa buku, untuk bahan bacaan di hotel nanti. Usai makan siang kamipun kembali ke hotel.
      Tak terasa liburan empat hari di Yogyakarta, berakhir sudah. Akupun harus segera pulang dan kembali pada rutinitas sehari-hari. Kamipun meninggalkan hotel Grand Hyatt sekitar pukul 11.30 menuju Bandara Adi Sucipto Yogyakarta. Meski singkat, liburan di Yogyakarta sangat berkesan bagiku. Selain bisa refresing usai ujian kenaikan kelas, aku juga sembari menambah pengetahuan dalam pelajaran sejarah. Berikut foto2 nya. 


Ini saat di Museum Kereta Kencana Keraton Yogyakarta.


Ini saat berenang di Hotel Santika.



Hello

Hello gue baru buat blog nih. Sebenernya, alasan khusus gue buat bikin blog itu, karena ada tugas TIK nyeritain liburan di blog. Sebenernya gue udah buat tuh, tapi gue bikinnya di tumblr waktu itu, karena males bikin di blog lagi. Eh ternyata kata Pak Wijaya, boleh di tumblr, tapi lebih bagus di blogspot, ya udah akhirnya gue buat. Emang udah lama banget sih tugasnya, tapi ya udahlah daripada gak buat sama sekali.

Sekian.